- REFERENSI
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
- TUJUAN
Dapat merencanakan dan merangkai sistem instalasi listrik sederhana dan mendapatkan tegangan (v) dan frekuensi (f).
- DASAR TEORI
Instalasi listrik untuk penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk keperluan penerangan (lampu). Sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan instalasi listrik penerangan adalah sebagai berikut ;
- Kondisi Rumah.
Pada jenis rumah kayu pemasangan instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat, sedangkan untuk rumah beton pemasangan instalasi listrik pada rumah tembok kita gunakan pipa union atau PVC. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang pada umumnya pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan. Beberapa komponen yang dapat ditanam seperti sakelar dan stop kontak.
- Simbol – simbol listrik.
Simbol – simbol listik perlu kita ketahui agar mempermudah membaca gambar bagan pada instalasi listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar bagan instalasi.
- Bagan Instalasi listrik Penerangan
Biasanya instalasi listrik penerangan di dalam rumah-rumah mempergunakan sistem radial, karena sederhana, murah dan mudah pengamanannya. Beban seperti lampu-lampu dan alat-alat rumah tangga dibagi menjadi kelompok-kelompok. Maksud pembagian kelompok ini adalah untuk mempertinggi kekalianlan dari sistem tersebut.
Apabila salah satu kelompok mendapat gangguan hubung singkat, maka hanya kelompok itu yang mendapat gangguan (mati), sedangkan kelompok yang lain tidak terganggu. Dibawah ini contoh bagan pemasangan instalasi listrik.
Keterangan gambar ;
a. Jala-jala dari PLN,
b. Sekering pengaman feeder (pengisi), biasanya ditempat-kan di tiang (bila disambung dengan jala-jala dari PLN),
c. Hantaran pengisi (feeder), untuk gedung-gedung besar, 3 fasa, 4 kawat (dengan hantaran di atas tanah atau juga dengan kabel-kabel tanah), untuk rumah biasa mempergunakan 1 fasa, 2 kawat,
d. Lemari hubung, berisi sakelar dan sekering utama untuk melindungi instalasi penerang-an seluruhnya di dalam rumah/gedung. Lemari hu-bung ditempatkan di dalam rumah/gedung,
e. KWH-meter untuk mengukur tenaga tau energi listrik yang dipakai. Untuk instalasi yang kecil dipakai pembatas arus listrik otomatis,
f. Kotak bagi, yang berisi sakelar- sakelar dan sekering-sekering untuk melindungi tiap kelompok.
Gambar berikut adalah contoh denah hubungan listrik rumah tinggal.
Kemudian dibwah ini adalah contoh gambar bagan dari instalasi listrik penerangan sederhana yang terdiri dari sebuah sakelar seri (deret) dan dua buah lampu pijar.
Prinsip kerja dari gambar diatas adalah bahwa kita bisa menghidupkan kedua buah lampu menggunakan sakelar seri.
- Jumlah dan Kekutan Lampu
Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai berikut.
a. Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang makan dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda.
b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak jumlah lampu yang diperlukan.
c. Macam atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.
d. Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau memantulkan cahaya.
- Jumlah Kelompok Pada Instalasi Listrik
Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.
- Penampang Kawat dan Ukuran Sekering
Berikut ini diberikan tabel tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang kawat (penghantar) dan ukuran sekering yang diperlukan.
Tabel penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan.
- PERALATAN DAN BAHAN
NO
|
Nama Alat
|
Gambar Alat
|
Keterangan
|
Spesifikasi
| |
1
|
Pipa Pvc
|
Untuk melindungi kabel dan menutupi kabel agar tidak terbuka atau terlihat.
|
5/8‘, Maspion, Abu - abu
| ||
2
|
Elbow PVC
|
Untuk melindungi kabel saat keadaan kabel berbelok dan menutupi kabel agar tidak terbuka atau terlihat.
|
5/8‘, Maspion, Abu - abu
| ||
3
|
Kotak Sambung
- 4 cabang
- 3 cabang, |
Tempat penyambungan kabel dengan cabang 3 dan 4
|
PVC, maspion,d = 6 cm , t = 40mm
| ||
4
|
Klem Alumunium
|
Untuk mengunci atau mengikat pipa PVC pad bidang kerja
|
5/8’,model sengkang.
| ||
5
|
Fitting Duduk
|
Tempat dudukan lampu
|
E 27, Broco , Hitam
| ||
6
|
Saklar Tukar
|
Alat untuk Menyalakan lampu dalam 2 tempat berbeda.
|
OB, 10 A, 220 V, Broco
| ||
7
|
Saklar Tunggal
|
Alat untuk menyalakan lampu.
|
OB, 10 A, 220 V, Broco
| ||
8
|
MCB
|
Alat Pengaman hubungan singkat dan beban lebih,dan alat penghubung dan pemutus aliran listrik rangkaian.
|
4 A, MG, 1P/4, 5kA
| ||
9
|
Mulitiplek
|
Sebagai Tempat pemasangan instalasi listrik
| |||
10
|
MCB box
|
Tempat dudukan mcb.
|
Standard, 1 mcb
| ||
11
|
Lampu Pijar
|
Untuk penerangan.
|
E27, 25 W, 220 V, philips
| ||
12
|
Kabel NYA
|
Merah untuk fasa, Biru untuk netral, Kuning – hijau untuk pembumian.
|
1.5 mm2, Prima
| ||
13
|
Sekrup
|
Sebagai pengikat yang menancap pada multipleks atau bidang kerja.
|
3.5x8 mm, 3.5x20 mm , 4x45 mm
| ||
14
|
Isolasi Listrik
|
Pelindung tembaga kabel pada saat penyambungan.
| |||
15
|
Obeng min
|
Alat pemutar skrup.
| |||
16
|
Obeng Plus
|
Alat pemutar skrup.
| |||
17
|
Test Pen
|
Alat pengetest ada tidaknya aliran listrik.
| |||
18
|
Gergaji pipa
|
Alat Pemotong Pipa
| |||
19
|
Tusuk Kontak
|
Alat Penghubung untuk dimasukan ke stop kontak.
| |||
20
|
Stop Kontak
|
Alat Penghubung listrik untuk alat elektronik lainya.
|
OB, 10A, 220 V, Broco
| ||
21
|
AVO Meter
|
Alat Pengukur Tegangan dan frekuensi.
| |||
22
|
Tang Pemotong
|
Alat pemotong kabel.
| |||
23
|
Tang kombinasi
|
Tang serbaguna, dengan berbagai fungsi.
| |||
24
|
Tang Lilit
|
Alat untuk melilitkan tembaga kabel.
| |||
25
|
Tang Penguapas
|
Tang yang berfungsi pengupas isolatorl kabel.
| |||
26
|
Penggaris
|
Alat Pengukur Panjang.
| |||
27
|
Paku Pelubang
|
Alat pelubang
| |||
28
|
Kotak Alat
|
Tempat Penyimpanan alat.
|
- PROSEDUR PENGUJIAN
- Diagram Kerja
Diagram kerja merupakan hal yang sangat penting dalam instalasi listrik penerangan. Dengan membaca diagram kerja, seseorang akan lebih mudah melakukan pekerjaan instalasi terutama dalam melakukan penyambungan kawat-kawat penghantar dengan komponen - komponen listrik sehingga pekerjaan instalasi penerangan dilakukan dengan benar. Dibawah ini merupakan tabel gambar dan simbol pada diagram kerja ;
Tabel Gambar dan Simbol Instalasi Listrik
- Diagram Satu Garis Intalasi
Dibawah ini merupakan diagram garis atau diagram kerja satu garis yang dikerjakan dalam praktikum.
- Diagram Pengawatan
Diagram dibawah ini merupakan diagram pengawatan yang dikerjakan dalam praktikum.
- Kinerja Rangkaian
Rangkaian yang dikerjakan adalah rangkaian instlasi 1 fasa, yang terdiri dari 4 lampu pijar, 1 saklar tunggal, 1 saklar seri dan 2 saklar tukar, kemudian diberi pengaman mcb dan 1 buah stop kontak, Uraian pertama adalah dimana lampu A dinyalakan oleh saklar A.
Kemudian sumber listrik untuk stop kontak yang berada dibawah skalar tunggal A,diambil langsung dari skalar A.
Untuk penggunaan skalar seri atau ganda, ini digunakan untuk menyalakan 2 lampu b di ujung bidang kerja.
Setelah pemasangan dan penggunaan saklar seri atau tunggal, dilakukan pemasangan skalar tukar c, yang berfungsi menyalakan lampu pijar c. Skalar ini berguna untuk menghidup – matikan lampu pijar pada tempat berbeda yang sering atau biasanya digunakan di daerah tangga rumah atau perhotelan,
- HASIL PENGUJIAN
Dari hasil pengujian oleh alat ukur Avo meter digital didapatkan setelah rangakain di aliri listrik, dan di ukur oleh multi meter pada stop kontak.
- Frekuensi = 50,00 Hz
- Tegangan = 222,1 V
- KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dalam praktikum ini adalah ketelitiaan saat penyambungan kabel harus diperhatikan, kemudian segi keamanan dari perangkaian rangkaian dan kemanaan dari diri sendiri harus sangat diperhatikan hal ini dikarenakan sistem keamanan listrik yaitu K2. Aspek keindahan atau estetika juga perlu ditekankan, karena pada saat pemasangan instalasi listrik yang sebenarnya pemasangan harus terlihat rapi. Dari hasil pengukuran dihasilkan 222,1 v dengan frekuensi 50,00 herz.
0 Response to "MERENCANAKAN DAN MERANGKAI SISTEM INSTALASI LISTRIK"
Post a Comment